arista adventure
Senin, 07 Mei 2012
dunia semut( world ant)
About The Author
TENTANG PENULIS
The author, who writes under the pen-name HARUN YAHYA, was
born in Ankara in 1956. He studied arts at Istanbul's Mimar Sinan University
and philosophy at Istanbul University. Since the 1980s, the author has
published many books on political, faith-related and scientific issues. Harun
Yahya is well-known as an author who has written very important works
disclosing the forgery of evolutionists, the invalidity of their claims and the
dark liaisons between Darwinism and bloody
ideologies.
Penulis, yang menggunakan nama
pena HARUN YAHYA, lahir di Ankara pada tahun 1956. Beliau belajar seni rupa
pada Universitas Mimar Sinan, Istanbul dan filsafat di Universitas Istanbul.
Sejak tahun 1980an, penulis telah menerbitkan banyak buku yang membahas masalah
politik, agama, dan ilmu pengetahuan. Harun Yahya dikenal sebagai penulis yang
telah menghasilkan karya-karya sangat penting yang mengungkap kebohongan para
evolusionis, ketidakabsahan klaim mereka dan hubungan gelap antara Darwinisme
dengan berbagai ideologi berdarah.
His pen-name is made up of the names "Harun"
(Aaron) and "Yahya" (John), in memory of the two esteemed prophets
who fought against lack of faith. The Prophet’s seal on the cover of the
author’s books has a symbolic meaning linked to the their contents. This seal
represents the Qur'an as the last Book by God and the last word of Him and our
Prophet, the last of all the prophets. Under the guidance of the Qur'an and
Sunnah, the author makes it his main goal to disprove each one of the
fundamental tenets of disbelieving ideologies and to say the "last
word", so as to completely silence the objections raised against religion.
The seal of the Prophet, who attained ultimate wisdom and moral perfection, is
used as a sign of his intention of saying this last word.
Nama
pena beliau tersusun atas nama “Harun” dan “Yahya”, untuk mengenang dua Nabi
mulia yang berjuang melawan redupnya cahaya keimanan. Stempel Nabi Muhammad
pada sampul depan buku-buku karya penulis memiliki makna simbolis yang
berkaitan dengan isi buku tersebut. Stempel ini bermakna: Alqur'an sebagai
Kitab dan Kalam Allah yang terakhir, dan Nabi Muhammad sebagai penutup para
Nabi. Berpedomankan Alqur'an dan As-Sunnah, penulis bertujuan utama untuk
membuktikan kepalsuan seluruh ajaran pokok ideologi-ideologi anti-agama dan
untuk menyampaikan “Kalam Allah yang terakhir”, sehingga menjadikan semua
sanggahan terhadap agama tak berdaya sama sekali. Stempel Nabi Muhammad, sosok
yang memiliki hikmah agung dan kesempurnaan akhlaq, digunakan sebagai tanda
niatan dalam menyampaikan Kalam Yang Terakhir ini.
All
these works by the author centre around one goal: to convey the message of the
Qur'an to people and thus to encourage them to think about basic faith-related
issues, such as the existence of God, His unity and the hereafter, and to
remind them of some important issues.
Seluruh
karya penulis ini mengarah pada satu tujuan: untuk menyampaikan pesan Alqur'an
kepada masyarakat dan mengajak mereka untuk berpikir mengenai hal-hal paling
mendasar tentang keimanan, seperti keberadaan Allah, ke-Esaan-Nya dan Hari
Kemudian, dan mengingatkan mereka akan sejumlah masalah penting lainnya.
Harun
Yahya enjoys a wide readership in many countries such as Inia, America,
England, Indonesia, Poland, Bosnia, Spain and Brazil. His books have been
translated into many languages, and English, French, German, Italian,
Portuguese, Urdu, Arabic, Albanian, Russian, Serbo-Croat (Bosnian), Uygur
Turkish, and Indonesian versions are available.
Karya-karya Harun Yahya telah
diterima baik secara luas di banyak negara seperti India, Amerika, Inggris,
Indonesia, Polandia, Bosnia, Spanyol, dan Brasil. Buku-bukunya telah
diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia,
Portugis, Urdu, Arab, Albania, Rusia, Serbo-Kroasia (Bosnia), Turki Uygur dan
Indonesia.
Greatly appreciated all around the world, these works
have been instrumental in many people putting their faith in God and in many
others gaining a deeper insight into their faith. The wisdom, and the sincere
and easy-to-understand style employed give these books a distinct touch which
directly strikes any one who reads or examines them. Immune to objections,
these works are characterised by their features of rapid effectiveness,
definite results and irrefutability. The explanations provided in the books are
undeniable, explicit and sincere, and enrich the reader with definitive
answers. It is unlikely that those who read these books and give a serious
thought to them can any longer sincerely advocate the materialistic philosophy,
atheism and any other perverted ideology or philosophy. Even if they continue
to advocate, this proves to be only a sentimental insistence since these books
refute these ideologies from their very basis. All contemporary movements of
denial are ideologically defeated today, thanks to the collection of books
written by Harun Yahya.
Selain mendapatkan penghargaan
yang tinggi di seluruh dunia, karya-karya ini telah membantu banyak orang dalam
menghantarkan keimanan mereka kepada Allah dan pada sebagian lagi lebih
meningkatkan keimanan mereka. Kearifan, ketulusan dan gaya penulisannya yang
mudah dipahami menjadikan buku-buku tersebut memiliki sentuhan khas yang secara
langsung menjadikannya menarik bagi siapapun yang membaca atau mencermatinya.
Tidak saja bebas dari hal-hal yang meragukan, karya-karya ini juga memiliki
kekhasan dalam pengaruhnya yang cepat, hasilnya yang pasti dan isinya yang tak
terbantahkan. Sungguh sulit bagi mereka yang telah membaca buku-buku ini dan
merenungkannya secara mendalam untuk tetap mendukung filsafat materialistik,
atheisme dan ideologi ataupun filsafat menyesatkan lainnya. Jika mereka tetap
mempertahankan ideologi-ideologi tersebut, ini justru membuktikan bahwa hal
tersebut hanyalah keyakinan buta dan emosional karena buku-buku ini telah
mencabut kepalsuan berbagai ideologi tersebut dari akarnya. Seluruh pergerakan
yang mengingkari keberadaan Allah di abad ini, kini telah terkalahkan secara
ideologi, syukur kehadirat Allah SWT atas hadirnya kumpulan buku yang ditulis
oleh Harun Yahya.
There
is no doubt that these features result from the wisdom and lucidity endowed them by God. The author certainly does not feel
proud of himself; he merely intends to serve as a means in one’s search for
God's right path. Furthermore, the author makes no material gains from his
books. Neither the writer, nor those who are instrumental in publishing and
making these books accessible to the reader, make any material gains. They
merely serve to earn the good pleasure of God.
Tak ada keraguan lagi bahwa
segala kelebihan ini adalah hasil dari hikmah dan penyampaian yang mudah
dimengerti yang merupakan karunia Allah pada buku-buku tersebut. Penulis sudah
barang tentu tidak merasa bangga dengan dirinya, beliau hanyalah sebagai sarana
bagi seseorang dalam pencariannya menuju ke jalan Allah. Di samping itu,
penulis tidak mengambil keuntungan materi dari buku-bukunya. Baik penulis
maupun pihak-pihak yang sangat berperan dalam penerbitan dan menjadikan
buku-buku tersebut dapat dinikmati oleh para pembaca, sama sekali tidak
mendapatkan keuntungan materi. Mereka melakukannya hanya dalam rangka
mengharapkan ridha Allah SWT.
Considering these facts, those who encourage
people to read these books, which open the "eyes" of the heart and
guide them in becoming more devoted servants of God, render an invaluable
service.
Dengan
mempertimbangkan hal ini, siapapun yang mengajak orang-orang untuk membaca
buku-buku ini, yang membuka ”mata” hati dan membimbing mereka agar menjadi
hamba yang lebih bertakwa kepada Allah SWT, telah melakukan amal kebaikan yang
tak ternilai.
Meanwhile,
it would just be a waste of time and energy to propagate books which create
confusion in people's minds, lead people into ideological chaos, and which
clearly have no strong and precise effects in removing the doubts in peoples’
hearts. It is apparent that it is impossible for books devised to put the
stress on author’s literary power rather than the noble goal of saving people
from loss of faith, to have such a great effect. Those who doubt this can
readily see that the sole aim of Harun Yahya's books is to overcome disbelief
and to disseminate the moral values of the Qur'an. The success, impact and sincerity
this service has rendered are manifest in the reader’s conviction.
Sementara itu, adalah pemborosan
waktu dan tenaga untuk menyebarluaskan buku-buku yang hanya menimbulkan
kebingungan dalam pikiran masyarakat, menyebabkan masyarakat terjerumus dalam
kekacauan ideologis, dan yang nyata-nyata tidak memiliki pengaruh kuat dan
pasti dalam menghilangkan kebimbangan dalam hati manusia. Jelas mustahil bagi
buku-buku yang lebih menekankan pada kelebihan penulis, daripada tujuan mulia
dalam menyelamatkan manusia dari jurang kekufuran, untuk memiliki pengaruh yang
sedemikian besar. Siapapun yang meragukan hal ini dapat segera memahami bahwa
tujuan satu-satunya dari buku-buku Harun Yahya adalah untuk berdakwah mengatasi
bahaya kekufuran dan menyebarluaskan nilai-nilai akhlaq Al-Quran. Keberhasilan,
pengaruh kuat, dan keikhlasan yang dihasilkan melalui usaha ini adalah wujud
dari keyakinan para pembacanya.
One
point needs to be kept in mind: The main reason for the continuing cruelty and
conflict, and all the ordeals Muslims undergo is the ideological prevalence of
lack of religion. These things can only come to an end with the ideological
defeat of lack of faith and by ensuring that everybody knows about the wonders
of creation and Qur'anic morality, so that people can live by it. Considering
the state of the world today, which forces people into the downward spiral of
violence, corruption and conflict, it is clear that this service has to be
provided more speedily and effectively. Otherwise, it may be too late.
Satu hal yang harus diingat:
Penyebab utama terjadinya kebiadaban dan pertikaian, dan semua kesengsaraan
yang dialami oleh kaum Muslimin tanpa henti adalah jauhnya sebagian besar
masyarakat dari agama. Hal ini hanya akan berakhir dengan mengatasi hal tersebut
dan dengan mengarahkan masyarakat agar memahami keajaiban penciptaan dan akhlaq
Qur’ani, sehingga manusia dapat hidup dengannya. Dengan melihat kenyataan dunia
saat ini, yang mengarahkan manusia terjerumus ke dalam jurang kekerasan,
kerusakan, dan pertikaian, maka sudah jelas bahwa usaha dakwah ini harus segera
dilakukan dengan lebih cepat dan efektif. Kalau tidak, maka boleh jadi akan
sangat terlambat.
It
is no exaggeration to say that the Harun Yahya series have assumed this leading
role. By the Will of God, these books will be the means through which people in
the 21st century will attain the peace and bliss, justice and happiness
promised in the Qur'an.
Tidaklah berlebihan untuk
mengatakan bahwa seri Harun Yahya telah memegang peranan penting dalam hal ini.
Dengan izin Allah, buku-buku ini akan menjadi sarana yang dengannya masyarakat
abad ke-21 akan mendapatkan kedamaian dan keberkahan, keadilan dan kebahagiaan
sebagaimana dijanjikan dalam Al-Quran.
The
works of the author include The Disasters Darwinism Brought to Humanity,
Communism in Ambush, The Bloody Ideology of Darwinism:Fascism, The 'Secret
Hand' in Bosnia, The Holocaust Hoax, Behind the Scenes of Terrorism, Israel's
Kurdish Card, A Weapon of Satan:Romantism, Solution: The Morals of the Qur'an,
The Evolution Deceit, Perished Nations, For Men of Understanding, The Prophet
Musa, The Prophet Yusuf, The Golden Age, Allah's Artistry in Colour, Glory is
Everywhere, The Truth of the Life of This World, Knowing the Truth, The Dark
Magic of Darwinism, The Religion of Darwinism, The Qur'an Leads the Way to
Science, The Real Origin of Life, The Consciousness of the Cell, The Creation
of the Universe, Miracles of the Qur'an, The Design in Nature, Self-Sacrifice
and Intelligent Behaviour Models in Animals, The End of Darwinism, Deep
Thinking, Never Plead Ignorance, A String of Miracles, The Western World Turns
to God.
Karya-karya penulis meliputi The
Disasters Darwinism Brought to Humanity, Communism in Ambush, The Bloody
Ideology of Darwinism:Fascism, The 'Secret Hand' in Bosnia, The Holocaust Hoax,
Behind the Scenes of Terrorism, Israel's Kurdish Card, A Weapon of
Satan:Romantism, Solution: The Morals of the Qur'an, The Evolution Deceit
(telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Keruntuhan Teori
Evolusi), Perished Nations, For Men of Understanding, The Prophet Musa, The
Prophet Yusuf, The Golden Age, Allah's Artistry in Colour, Glory is Everywhere,
The Truth of the Life of This World, Knowing the Truth, The Dark Magic of
Darwinism, The Religion of Darwinism, The Qur'an Leads the Way to Science, The
Real Origin of Life, The Consciousness of the Cell, The Creation of the
Universe, Miracles of the Qur'an, The Design in Nature, Self-Sacrifice and
Intelligent Behaviour Models in Animals, The End of Darwinism, Deep Thinking
(telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Bagaimana Seorang
Muslim Berpikir?), Never Plead Ignorance, A String of Miracles, The Western
World Turns to God.
Among
his children books are Children Darwin Was Lying!, The World of Animals,
Honeybees Which Build Amazing Honeycombs, Our Little Friends: The World of Ants
Diantara buku-buku seri anak yang
beliau tulis adalah: Children Darwin Was Lying!, The World of Animals,
Honeybees Which Build Amazing Honeycombs, Our Little Friends : The World of
Ants.
The author's other works on
Quranic topics include: Devoted to Allah, Abandoning the Society of Ignorance,
Paradise, Knowledge of the Qur'an, Qur'an Index, Emigrating for the Cause of
Allah, The Character of Hypocrites in the Qur'an, The Secrets of the Hypocrite,
The Names of Allah, Communicating the Message and Disputing in the Qur'an,
Answers from the Qur'an, Death Resurrection Hell, The Struggle of the
Messengers, The Avowed Enemy of Man: Satan, Idolatry, The Religion of the
Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Qur'an, The Importance of
Conscience in the Qur'an, The Day of Resurrection, Never Forget, Disregarded
Judgements of the Qur'an, Human Characters in the Society of Ignorance, The
Importance of Patience in the Qur'an, General Information from the Qur'an, The
Mature Faith, Before You Regret, Our Messengers Say, The Mercy of Believers,
The Fear of Allah, The Nightmare of Disbelief, Prophet Isa Will Come, Beauties
Presented by the Qur'an for Life, Bouquet of the Beauties of Allah 1-2-3-4, The
Iniquity Called "Mockery", The Secret of the Test, The True Wisdom
According to the Qur'an, The Struggle with the Religion of Irreligion, The
School of Yusuf, The Alliance of the Good, Slanders Spread Against Muslims Throughout
History, The Importance of Following the Good Word, Why Do You Deceive
Yourself?, Islam: The Religion of Ease, Enthusiasm and Vigor in the Qur'an,
Seeing Good in Everything, How does the Unwise Interpret the Qur'an?, Some
Secrets of the Qur'an, The Courage of Believers, Being Hopeful in the Qur'an,
Justice and Tolerance in the Qur'an, Basic Tenets of Islam.
Buku-buku lain karya penulis yang
bertemakan Al-Qur’an meliputi : Devoted to Allah, Abandoning the Society of
Ignorance, Paradise, Knowledge of the Qur'an, Qur'an Index, Emigrating for the
Cause of Allah, The Character of Hypocrites in the Qur'an, The Secrets of the
Hypocrite, The Names of Allah, Communicating the Message and Disputing in the
Qur'an, Answers from the Qur'an, Death Resurrection Hell, The Struggle of the
Messengers, The Avowed Enemy of Man: Satan, Idolatry, The Religion of the
Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Qur'an, The Importance of
Conscience in the Qur'an, The Day of Resurrection, Never Forget, Disregarded Judgements
of the Qur'an, Human Characters in the Society of Ignorance, The Importance of
Patience in the Qur'an, General Information from the Qur'an, The Mature Faith,
Before You Regret, Our Messengers Say, The Mercy of Believers, The Fear of
Allah, The Nightmare of Disbelief, Prophet Isa Will Come, Beauties Presented by
the Qur'an for Life, Bouquet of the Beauties of Allah 1-2-3-4, The Iniquity
Called "Mockery", The Secret of the Test, The True Wisdom According
to the Qur'an, The Struggle with the Religion of Irreligion, The School of
Yusuf, The Alliance of the Good, Slanders Spread Against Muslims Throughout
History, The Importance of Following the Good Word, Why Do You Deceive
Yourself?, Islam: The Religion of Ease, Enthusiasm and Vigor in the Qur'an,
Seeing Good in Everything, How does the Unwise Interpret the Qur'an?, Some
Secrets of the Qur'an, The Courage of Believers, Being Hopeful in the Qur'an,
Justice and Tolerance in the Qur'an, Basic Tenets of Islam.
WELCOME
TO THE WORLD OF THE ANTS!
SELAMAT
DATANG DI DUNIA SEMUT!
On his way to school every day, Omar walks over to the
garden of the house across the street and waits there for a while. A very
special friend of his lives in this garden. No one knows this friend, but Omar
loves him a lot. Omar never forgets to visit his friend, and enjoys their
friendship a lot. After all, he has a friend who is more intelligent than
anyone else. Despite being very small in size, his friend can do many important
things. He is also very hard-working. He does all of his jobs very well and at
the proper time, just as if he was a soldier in an army. Although he does not
go to school like Omar, he successfully carries out the many tasks which he
needs to do in his life.
Dalam
perjalanannya ke sekolah setiap hari, Umar berjalan melewati halaman rumah di
seberang jalan dan menunggu di sana untuk beberapa saat. Temannya yang sangat
baik tinggal di dalam taman ini. Tak seorangpun tahu siapakah teman ini, tetapi
Umar sangat menyayanginya. Umar tidak pernah lupa untuk mengunjungi temannya,
dan sangat senang bersahabat dengannya. Lagi pula, temannya ini lebih pandai
dari siapapun juga. Meskipun tubuhnya sangat kecil, teman Umar ini mampu
melakukan berbagai pekerjaan penting. Ia juga sangat rajin bekerja. Ia
melakukan seluruh pekerjaannya dengan sangat baik dan tepat waktu, seolah-olah
ia adalah seorang prajurit dalam angkatan bersenjata. Kendatipun ia tidak
bersekolah sebagaimana Umar, ia mampu melakukan berbagai macam
kewajiban-kewajiban yang harus ia lakukan dalam hidupnya.
You are wondering who this little friend is, aren’t you?
Tentunya engkau bertanya-tanya,
siapakah teman mungil ini?
Omar’s secret friend is a little ant, who can do many
wonderful things.
Teman rahasia Umar adalah seekor semut kecil, yang dapat
melakukan berbagai pekerjaan yang menakjubkan.
You may never
have heard how skilful and intelligent ants are. Some of you may even think of
them as simple insects that wander around all day without doing anything. But
those of you who think like that are mistaken, because ants, just like many
other living things, also have a life of their own.
Engkau mungkin belum pernah
mendengar betapa terampil dan pandainya semut-semut itu. Beberapa di antara
kamu bahkan mungkin menganggap mereka sebagai serangga-serangga sederhana yang
berkeliaran sepanjang hari tanpa melakukan pekerjaan apapun. Akan tetapi jika
ada di antara kalian yang beranggapan demikian, maka kalian telah keliru. Sebab
semut, seperti halnya makhluk hidup yang lain, juga memiliki cara hidupnya
sendiri.
Omar has the chance to learn about the details of this
life from his friend. This is one of the reasons why he never fails to visit
his friend and enjoys his chats with him so much.
Umar berkesempatan untuk mempelajari
seluk-beluk kehidupan semut dari temannya, sang semut. Inilah yang menyebabkan
mengapa Umar tidak pernah lupa mengunjungi temannya dan sangat senang
bercakap-cakap dengannya.
Omar
is very amazed by the things he learns from his friend about the world of the
ants. He wants to share everything he learns about his little friend’s talents,
intelligence and all his other superior traits with other people.
Umar sangat takjub dengan hal-hal yang ia
pelajari dari temannya tentang dunia semut. Dia ingin berbagi segalanya yang ia
pelajari dengan orang lain tentang ketrampilan, kepandaian dan semua kemampuan
luar biasa yang dimiliki teman kecilnya itu.
What, then, makes
Omar so excited? Why is he so fascinated by the world of ants? You must be
wondering why. So just continue reading...
Lalu, apakah yang membuat Umar
begitu gembira? Mengapa ia begitu terpesona dengan dunia semut? Engkau pasti
bertanya-tanya mengapa. Kalau begitu, teruslah membaca...............
Ants have more of
their own kind in this world than most other living creatures. For every 700
million ants that come into this world, there are only 40 new-born human
beings. In other words, the number of ants in the world is way above the number
of human beings.
Semut memiliki jumlah yang jauh
lebih banyak dari kebanyakan makhluk hidup lain di dunia ini. Untuk setiap 700
juta semut yang lahir di dunia ini, hanya ada 40 bayi manusia baru. Dengan kata
lain, jumlah semut di dunia lebih banyak dibandingkan jumlah manusia.
Ant families are
also very big. For instance, you probably have a family of 4-5 people. In an
ant family, however, there are sometimes millions of ants. Now think for a
minute: if you had millions of brothers and sisters, would you be able to live
in a single house? Surely not!
Keluarga semut juga sangat besar.
Sebagai contoh, engkau mungkin mempunyai keluarga beranggotakan 4-5 orang.
Sebaliknya, dalam satu keluarga semut, kadang terdapat jutaan semut. Sekarang
coba pikirkan barang sejenak: jika engkau memiliki kakak dan adik laki-laki ataupun
perempuan dengan jumlah jutaan, dapatkah kalian hidup dalam satu rumah? Tentu
saja tidak!
The astonishing
features of ants do not end here. Despite the fact that millions of them live
together, they have no problems with each other, no mix-ups and no disorder. They live an
extremely well planned life with everyone obeying the rules.
Keistimewaan semut tidak hanya
sebatas ini. Meskipun mereka yang berjumlah jutaan ini hidup bersama-sama,
mereka tidak mempunyai masalah antara satu dengan yang lainnya, tidak ada
kekacauan dan tidak terjadi keonaran. Mereka hidup dalam masyarakat yang sangat
teratur rapi, dan setiap orang mematuhi peraturan-peraturan yang ada.
Some ant families
do tailoring, others grow their own food like farmers, and yet others run small
farms where they raise some smaller animals. In the same way as human beings
breed cows and use their milk, ants breed small plant lice (aphids) and use
their milk.
Beberapa keluarga semut melakukan
pekerjaan layaknya tukang jahit, sebagian yang lain bercocok tanam seperti
petani, dan bahkan sebagian lagi ada yang memiliki peternakan-peternakan kecil
dimana mereka memelihara beberapa binatang yang lebih kecil. Sebagaimana
manusia yang mengembangbiakkan sapi dan mengambil susunya, semut juga beternak kutu
tanaman kecil (afid) dan memanfaatkan susunya.
Now let’s see what Omar has to
say about the world of ants:
Sekarang marilah kita dengarkan
kisah Umar tentang dunia semut.
Omar: I first noticed him when I saw his tiny head emerging from the earth. His
head attracted my attention, as it was a bit bigger than his body. I wondered
why his head was like that and started to watch this tiny friend of mine. The
big head on his little body was helping him serve as a guard at the entrance of
the nest. Do you want to know ‘how?’ He was checking whether the ants that
attempted to enter the nest belonged to his own family or not, and did not let
them in if they were strangers.
Umar: Aku pertama kali bertemu
dengannya ketika aku melihat kepalanya yang mungil muncul dari dalam tanah.
Kepalanya menarik perhatianku, sebab ukurannya sedikit lebih besar daripada
tubuhnya. Aku heran mengapa kepalanya sebesar itu dan mulai mengamati temanku
yang mungil ini. Kepala besar pada tubuhnya yang mungil membantu dalam tugasnya
sebagai penjaga di pintu masuk sarangnya. Apakah kalian ingin tahu ‘bagaimana’
caranya? Ia melakukannya dengan memeriksa apakah semut-semut yang memasuki
sarangnya termasuk anggota keluarganya atau bukan, dan tidak mengizinkannya
masuk jika bukan termasuk keluarganya.
Soon after seeing
him, I met him and asked him to tell me what was happening inside. My little
friend understood my curiosity, and started to tell me about it. What I was
wondering most was how the ants with big heads recognised their nest-mates and
let them in.
Segera setelah melihatnya, aku menemuinya dan bertanya
apa yang sedang terjadi di dalam sarang. Temanku yang mungil mengerti rasa
ingin tahuku, dan mulai bercerita kepadaku. Yang paling membuatku penasaran
adalah bagaimana semut-semut berkepala besar mengenali teman-teman serumah
mereka dan membiarkannya masuk ke sarang.
The Ant:
Omar, let me first tell you that we call our families a ‘colony.’ In other
words, we live in communities called colonies. An ant can easily tell whether
another ant belongs to its own colony or not. He does it by touching the other
ant’s body with his antenna, (thin little rods coming out of the top of his
head) which helps him to distinguish strangers, thanks to the ‘colony scent’
they have. If the ant is a stranger, then we cannot let him into our home.
Moreover, we may even have to use force to send him away.
Semut :Umar, pertama-tama aku hendak mengatakan kepadamu bahwa kami menyebut
keluarga kami sebagai ‘koloni’. Dengan kata lain, kami hidup dalam masyarakat
yang disebut koloni. Seekor semut dapat dengan mudah mengatakan apakah seekor
semut lain termasuk anggota koloninya atau bukan. Ia melakukannya dengan cara
menyentuh tubuh semut lain tersebut dengan antenanya (batang kecil tipis yang
menjulur keluar dari bagian atas kepala semut), yang membantunya mengenali
semut-semut asing melalui ‘bau koloni’ yang mereka miliki.. Jika semut tersebut
ternyata asing, maka kami tidak akan mengizinkannya memasuki rumah kami. Bahkan
terkadang kami harus menggunakan kekuatan untuk memaksa mereka pergi.
Omar was
surprised to hear about their perfect security system and wondered how
strangers that tried to enter the nest dared to do so. When he shared this
thought with his friend, he smiled at him and said that there were many other
things that would surprise him.
Umar kagum setelah mendengarkan tentang sistim keamanan
mereka yang sempurna dan bertanya-tanya bagaimana mungkin binatang-binatang
asing yang mencoba memasuki sarang tersebut akan berani melakukannya. Ketika
Umar menyampaikan apa yang diikirkannya ini kepada temannya, ia tersenyum
kepada Umar dan mengatakan bahwa masih banyak hal lain yang akan membuat Umar
takjub.
The Ant then said: "Let me tell now you about the
inside of our nest, which you were eager to know about. Our colonies consist of
the queen ant, male ants, soldiers, and worker ants.
Kemudian semut berkata: “Sekarang akan kujelaskan
kepadamu tentang bagian dalam sarang kami yang kau sangat ingin ketahui. Koloni
kami terdiri atas ratu semut, semut pejantan, semut prajurit, dan semut
pekerja.”
The queen and male ants keep our species going. The queen
is larger than all of us. The duty of the males is to make the queen give birth
to new ants. Soldiers are responsible for protecting our colony, hunting, and
finding new places for nests. The last group consists of the worker ants.
Worker ants are all sterile female ants. That is, they cannot give birth to new
ants. They take care of the queen and her babies, and clean and feed them. In
addition, they also have to do all the other jobs in the colony. They build new
corridors in the nest, search for food and clean the nest up. The worker and
soldier ants also divide into smaller groups among themselves. Some of these
are breeders, builders, and food-hunters. Each group has a different job. While
one group fights off enemies or hunts, another group builds the nest, and yet
another takes care of the cleaning and repairs of the nest."
Ratu semut dan semut pejantan menjaga kelestarian jenis
kami. Ratu semut berukuran lebih besar dari yang lain. Tugas para semut
pejantan adalah menjadikan sang ratu melahirkan bayi-bayi semut baru. Para
prajurit bertanggung jawab melindungi koloni kami, berburu, dan menemukan
tempat-tempat baru untuk membangun sarang. Kelompok terakhir terdiri dari
semut-semut pekerja. Seluruh semut pekerja adalah semut betina yang mandul.
Dengan kata lain, mereka tidak dapat melahirkan bayi-bayi semut. Mereka menjaga
ratu semut serta bayi-bayinya, dan membersihkan serta memberi makan mereka.
Selain itu, mereka juga melakukan pekerjaan-pekerjaan lain di dalam koloni.
Mereka membangun gang-gang baru di dalam sarang, mencari makanan, dan
membersihkan sarang. Di antara para semut pekerja dan prajurit juga terjadi
pembagian lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Di antara mereka
terdapat kelompok peternak, kelompok pembangun sarang dan kelompok pencari
makanan. Sertiap kelompok mempunyai pekerjaan yang berbeda. Ketika satu
kelompok bertempur melawan musuh atau berburu, satu kelompok yang lain
membangun sarang, dan yang lain lagi bertanggung jawab dalam kebersihan dan
perbaikan sarang.”
As Omar’s little friend explained all that, he listened
to him with wonder, and then asked him: "Do you never get bored, waiting
at the entrance of the nest all the time? What is your duty in the nest?"
Saat teman Umar yang mungil menjelaskan semua hal ini, ia
mendengarkannya dengan terheran-heran dan kemudian bertanya kepadanya: ”Apakah
engkau tidak pernah merasa bosan dengan menunggu di pintu masuk sarang
sepanjang waktu? Apa tugasmu di dalam sarang?”
The Ant replied: "I am also a worker, and my duty is
to serve here as a doorman. As you see, my head is big enough to cover the
entrance hole of the nest. I am pleased that I have this ability, and I carry
out my duty with great pleasure. I never get bored; on the contrary, I am very
glad that I protect friends from threats."
Semut menjawab: “Saya juga seorang pekerja, dan tugas
saya di sini sebagai penjaga pintu masuk. Seperti yang kau lihat, kepalaku
cukup besar untuk menutup lubang pintu masuk sarang. Saya sangat bersyukur
karena memiliki kemampuan ini, dan saya melaksanakan kewajiban saya dengan
senang hati. Saya tak pernah merasa bosan; bahkan sebaliknya, saya merasa
sangat bahagia karena dapat melindungi teman-teman saya dari ancaman bahaya.”
Omar couldn’t help but be amazed at his answer. Ants were working all the time to help
others, with no thought for themselves and without any problems—something even
people cannot manage most of the time.
Umar tidak dapat menyembunyikan rasa kagumnya atas
jawaban tersebut. Para semut bekerja sepanjang waktu untuk menolong sesamanya,
tanpa memikirkan dirinya sendiri dan tanpa merasa ada masalah – sesuatu yang
bahkan manusia sendiri seringkali tidak sanggup melakukannya.
From what his little friend told him, he could easily
understand that the work of the nest was perfectly divided up between the ants.
It was obvious that the life of ants was very well-ordered and all the ants had
to be quite unselfish. Then he wondered whether they had any fights amongst
themselves because some of them claimed that they were better or stronger than
others. His friend said that nothing like that ever happened and added:
Dari apa yang telah disampaikan temannya yang mungil,
Umar dapat dengan mudah memahami bahwa pekerjaan dalam sarang secara sempurna
terbagi di antara para semut. Telah jelas bahwa kehidupan semut sangatlah
teratur rapi dan seluruh semut tidak mementingkan dirinya sendiri. Kemudian
Umar bertanya apakah mereka saling berkelahi di antara mereka karena sebagian
merasa lebih baik atau lebih kuat dari yang lain. Teman Umar menjawab bahwa hal
seperti itu tidak pernah terjadi dan menambahkan:
"We are a big family, Omar. There is no jealousy,
competition or ambition among us. We always help each other and do our best to serve the colony.
Everything in the colony is based on sacrifice. Each ant thinks of the good of
his friends first, and only then of himself. Let me give you an example. When
there is a shortage of food in the colony, the worker ants immeiately change
into ‘feeder’ ants, and start feeding others with the food in their reserve
stomachs. When there is enough food in the colony, they again become worker
ants.
“Kami adalah
keluarga besar, Umar. Tidak ada rasa cemburu, persaingan atau ambisi di antara
kami. Kami selalu saling tolong-menolong dan melakukan yang terbaik untuk
koloni kami. Segala sesuatu kami kerjakan dalam koloni dengan pengorbanan diri
kami. Setiap semut senantiasa memikirkan kebaikan teman-temannya terlebih
dahulu, baru kemudian dirinya sendiri. Contohnya begini: Ketika persediaan
makanan dalam koloni berkurang, para semut pekerja segera merubah dirinya
menjadi semut ‘pemberi makan’, dan mulai memberi makan semut-semut lainnya
dengan makanan yang ada dalam perut mereka yang berfungsi sebagai penyimpan
cadangan makanan. Ketika tersedia makanan yang cukup dalam koloni, mereka akan
berubah kembali menjadi semut pekerja.
I used to hear people saying that there is competition
among living things in nature. Never believe what they say. We know very well
that we have to cooperate to be successful."
Saya seringkali mendengar orang-orang mengatakan bahwa
terjadi persaingan di antara makhluk hidup di alam. Jangan pernah percaya pada
apa yang mereka katakan. Kami tahu benar bahwa kami harus saling bekerja sama
dan tolong-menolong agar dapat hidup dengan baik.”
Omar said that what he had told him about himself and his
colony was a very good example of this. He was very glad to know that God had
created him so unselfish, helpful and so fond of his friends. After what he
told him, he decided to be at least as thoughtful of others as ants were, and
be a good person whom God loves.
Umar mengatakan bahwa apa yang semut katakan tentang
dirinya sendiri dan koloninya adalah contoh yang sangat bagus dalam hal ini.
Umar merasa sangat bahagia setelah tahu bahwa Allah menciptakan semut yang
sangat tidak mementingkan diri sendiri, penolong dan penuh perhatian terhadap
teman-temannya. Setelah mengatakan hal ini pada semut, Umar berniat untuk
setidaknya menjadi orang yang senantiasa memikirkan kebaikan orang lain
sebagaimana para semut, dan menjadi orang baik yang dicintai Allah.
It had got quite late and he had to get to school. He
told his friend that he had to go, but would certainly come to see him the next
day.
Waktu masuk sekolah sudah dekat dan Umar sudah harus
berada di sekolah. Umar berkata kepada temannya bahwa ia harus pergi, namun ia
akan menjumpainya lagi besok.
The next day Omar went back to the same place and waited
for his little friend. After a few minutes, he appeared. He told him that he
had waited impatiently all night to see him again. Then he reminded him of his
promise to tell him about the inside of the nest. So the ant started to tell
him about his home:
Keesokan harinya, Umar datang lagi ke tempat yang sama
dan menunggu teman mungilnya. Setelah beberapa menit, si semut pun muncul. Umar
berkata kepadanya bahwa ia sudah tidak sabar menunggu sepanjang malam untuk
bertemu dengannya lagi. Lalu Umar mengingatkan tentang janji temannya untuk
bercerita tentang bagian dalam sarang semut. Maka mulailah sang semut bercerita
tentang rumahnya:
Although we are tiny animals, our nest is amazingly big,
just like the headquarters of a big army. If you are a stranger, you can never
get in. Because, as you already know, there are guards like me at the doors.
Meskipun kami adalah binatang yang mungil, sarang kami
berukuran sangat besar, seperti halnya markas sebuah angkatan bersenjata yang
besar. Jika engkau adalah seekor semut asing, kau tidak akan pernah dapat
memasukinya. Sebab, sebagaimana telah kau ketahui, terdapat para penjaga
seperti saya di pintu masuk.
Inside, there is extremely orderly, non-stop activity.
Thousands, even millions, of soldier and worker ants carry out their jobs in an
organized way. Our buildings are very suitable for indoor work. There are
special departments for each job, and these departments are designed in such a
way that both the soldier ants and the worker ants like me can work in the
easiest manner.
Di bagian dalam sarang, terdapat pekerjaan yang
berlangsung dengan sangat teratur rapi dan tanpa henti. Ribuan, bahkan jutaan
semut prajurit dan semut pekerja melaksanakan pekerjaan mereka dengan cara yang
sangat tertata rapi. Bangunan sarang kami sangat sesuai untuk pekerjaan dalam
ruangan. Terdapat ruangan-ruangan khusus untuk setiap pekerjaan, dan
ruangan-ruangan ini didisain sedemikian rupa agar para semut prajurit dan
pekerja seperti saya dapat bekerja dengan sangat mudah dan nyaman.
Besides, we consider all our needs while putting up our
buildings. For instance, our building has floors underground which only let a
limited amount of sunlight in. But there are also some departments where the
sun’s energy is needed. We build these departments on the top floors, which
receive sunlight at the widest possible angle. And then again, there are
departments that have to stay in constant touch with each other. We build these
close to one another, so that the ants can easily reach each other. Our
storehouse, where the surplus materials are kept, is built as a separate
department at one side of the building. The larders where we store our
provisions are in places which are easy to reach. In addition to these, there
is also a big hall right at the centre of the building where we gather on
certain occasions."
Selain itu, kami mempertimbangkan seluruh kebutuhan kami
saat membangun sarang. Misalnya, sarang kami mempunyai lantai-lantai di bawah
tanah yang hanya membolehkan masuknya sinar matahari dengan jumlah terbatas.
Akan tetapi ada juga beberapa ruangan yang membutuhkan energi matahari. Kami
membangun ruangan-ruangan seperti ini pada lantai paling atas, yang menerima
sinar matahari pada sudut yang paling lebar. Dan juga, ada ruangan-ruangan yang
harus senantiasa berhubungan satu sama lain. Kami membangun ruangan-ruangan ini
berdekatan satu sama lain, sehingga semut-semut tersebut dapat dengan mudah
bertemu satu dengan yang lain. Ruang penyimpanan makanan kami, tempat dimana
kelebihan material disimpan, dibangun sebagai ruangan terpisah pada salah satu
sisi sarang. Lumbung-lumbung tempat kami menyimpan makanan adalah tempat-tempat
yang mudah dijangkau. Selain itu, ada pula ruangan besar yang terletak tepat di
pusat sarang di mana kami berkumpul bersama pada waktu-waktu tertentu.”
When Omar heard all that, he asked his little friend:
"Do you really do all these things? I did not know that ants could work
like skilful engineers and architects. If people are to build such perfect
buildings, they have to spend many years at school and work very hard. Do you
also receive such training?" In reply, the ant went on telling him more
mind-boggling things about his friends:
Ketika Umar mendengar semua itu, ia bertanya kepada teman
mungilnya: “Apakah kamu benar-benar melakukan seluruh pekerjaan ini? Aku tidak
tahu bahwa semut dapat melakukan pekerjaan seperti para insinyur dan arsitek
yang terampil. Jika manusia hendak membangun bangunan sempurna semacam itu,
mereka harus menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah dan harus bekerja
sangat keras. Apakah kalian juga mendapatkan pelatihan semacam itu? Ketika
menjawab pertanyaan ini, si semut justru menceritakan kepadanya hal-hal yang
lebih sulit diterima akal tentang teman-temannya:
"No, Omar. All of us have these skills within us.
These are never taught to us, but we know exactly what to do, and when. And
that is not all. What I am going to tell you next will surprise you even more.
“Tidak, Umar.
Semua kami memiliki berbagai kemampuan ini dalam diri kami. Hal ini tidak
pernah diajarkan kepada kami, tetapi kami tahu pasti apa yang harus kami
lakukan, dan kapan. Ini belum seberapa. Apa yang akan aku ceritakan kepadamu
selanjutnya sungguh akan membuatmu lebih terkejut lagi.
As I told you before, our building is very big compared
to our size. In spite of this, however, it is heated evenly. In our nests,
there is a very advanced central heating system. This way, the temperature
stays constant all day long. To guarantee this, we cover the outside surface of
our building with various materials that do not let the heat in. In this way,
we prevent cold air getting in during the winter and keep hot air out in the
summer. That is how we always keep the temperature at the same level."
Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, sarang kami
sangatlah besar dibandingkan dengan ukuran tubuh kami. Meskipun demikian,
sarang ini memiliki kehangatan yang merata. Di dalam sarang kami terdapat
sistem pemanasan pusat yang sangat canggih. Dengan cara ini, suhu menjadi tidak
berubah sepanjang hari. Agar hal ini terjadi, kami menutupi permukaan bagian
luar sarang kami dengan bahan yang dapat mencegah panas agar tidak masuk ke
dalam. Dengan demikian, kami mencegah masuknya udara dingin ke dalam sarang
selama musim dingin, dan menjaga udara panas agar tetap di luar dan tidak masuk
ke dalam sarang selama musim panas. Begitulah cara bagaimana kami selalu
menjaga agar suhu di dalam tetap tidak berubah.”
There was no doubt that if Omar had not met his little
friend, he would hardly have believed that ants could do all this. He said to
the ant: "Before you told me all this, if someone had come up and told me about
the details of your nest and asked who could build a nest like that, I would
have come up with very different answers. I would have said that such a nest
could only be built with very fine tools and hard work by highly skilled
people. If someone had told me that this building was not constructed by
educated people but by ants, to tell you the truth, I would never have believed
him."
Sungguh, jika Umar tidak pernah berjumpa dengan teman
kecilnya, ia akan sulit mempercayai bahwa semut dapat melakukan semua pekerjaan
ini. Umar berkata kepada si semut: “Sebelum engkau bercerita kepadaku tentang
semua ini, jika seseorang datang dan berkata padaku tentang seluk-beluk sarang
kalian dan bertanya siapakah yang dapat membangun sarang seperti itu, aku akan
menjawab dengan jawaban yang sangat berbeda. Aku akan mengatakan bahwa sarang
seperti itu hanya dapat dibangun dengan menggunakan peralatan yang sangat baik
dan kerja keras dari orang-orang yang sangat terampil. Jika seseorang
mengatakan kepadaku bahwa bangunan ini tidak dibangun oleh orang-orang yang
berpendidikan akan tetapi oleh semut, maka kukatakan sesungguhnya bahwa aku
tidak akan pernah mempercayainya.”
While his little friend, the ant was talking to him, many
thoughts crossed his mind. He thought that they were more skilful than people,
and started to see these animals differently. He understood that ants were
created by God, and that it was God’s inspiration at them every moment that
made them behave the way they did. Otherwise, they would never be able to do
all these things successfully.
Saat temannya yang mungil, si semut, berbicara dengan
Umar, beragam pikiran melintas dalam benaknya. Umar berpikir bahwa semut lebih
terampil daripada manusia, dan ia kini melihat hewan-hewan tersebut dengan
pandangan yang berbeda dari sebelumnya. Umar mengerti bahwa semut diciptakan
oleh Allah, dan ilham atau wahyu Allah yang diberikan kepada mereka setiap saat
inilah yang menjadikan mereka berperilaku demikian. Kalau tidak, mereka tidak
akan pernah mampu melakukan semua ini dengan sangat baik.
As all this was crossing his mind, his little friend kept
on speaking. As he went on, Omar grew even more interested, and wanted to ask
him about everything that came to his mind. He asked the first question that
occurred to him right away. He had earlier been told that ants behaved like
farmers, so he asked him how they managed to do that. How could an ant, being
so small, farm land without any tools, something that even a man could hardly do?
Di saat semua pikiran ini terbayang dalam benak Umar,
teman kecilnya terus berbicara. Di saat ia melanjutkan ceritanya, Umar pun
semakin tertarik saja, dan ingin menanyakan segala sesuatu yang muncul dalam
pikirannya. Ia langsung saja melontarkan pertanyaan pertama yang muncul di
benaknya. Ia telah diberitahu sebelumnya bahwa semut melakukan pekerjaan
sebagaimana petani, lalu ia pun meminta penjelasan kepada semut bagaimana
mereka melakukannya. Bagaimana seekor semut yang sedemikian kecil bercocok tanam
pada lahan tanpa menggunakan satu peralatan pun, padahal seorang manusia pun
akan sulit melakukannya?
The Ant said: "Let me tell you one more thing about
us. That way, it will be easier to answer your question. Although we all look
very much alike, we are divided into many distinct groups according to the way
we live and look. There are around 8,800 different kinds of ants. All the
species have distinct features. The farmer ant is one of these species. Now, I
will tell you about ants that engage in farming. They are called
"attas", that is, leaf-cutting ants.
Semut berkata: “Kuceritakan kepadamu satu hal lagi
tentang kami. Setelah itu, akan lebih mudah untuk menjawab pertanyaanmu.
Walaupun kami tampak sangat mirip, kami terbagi menjadi banyak kelompok yang
berbeda berdasarkan cara hidup dan penampakan fisik kami. Ada sekitar 8.800
jenis semut yang berbeda. Semua jenis tersebut mempunyai ciri-ciri yang
berbeda. Semut petani adalah salah satu di antara jenis yang beragam ini. Kini,
akan kuceritakan kepadamu tentang para semut yang hidup dengan bertani. Mereka
disebut “Atta”, yaitu semut yang memotong daun.
The foremost characteristic of attas is their habit of
carrying on their heads the leaf pieces that they cut out. For this purpose,
they first smooth out their path, so that they can easily move about on it. The
road they travel to their nest while carrying the cut leaves looks like a small
highway. Ants walk slowly along this path, collecting all the twigs, small bits
of gravel, grass and wild plants on the ground, and removing them. Thus, they
clear a path for themselves.
Ciri yang menonjol pada “Atta” adalah kebiasaan mereka
membawa potongan dedaunan yang mereka potong di atas kepala mereka. Untuk
memudahkan pekerjaan ini, pertama-tama mereka membuat dan meratakan jalan
setapak agar mereka dapat dengan mudah melaluinya. Jalan yang mereka lalui
menuju sarang, sambil membawa potongan daun, terlihat seperti jalan raya kecil.
Semut berjalan perlahan sepanjang jalur ini, mengumpulkan semua
ranting-ranting, kerikil-kerikil kecil, rumput dan tumbuhan liar pada permukaan
tanah, dan memindahkan mereka. Dengan cara ini, mereka membersihkan jalan
setapak yang akan mereka gunakan sendiri.
After much long and hard work, the highway becomes
straight and smooth as if flattened by a special tool. Attas walk towards their
nest on this path, hiding under big pieces of leaves, which they hold in their
tightly clamped jaws."
Setelah kerja keras yang panjang, jalan raya tersebut
menjadi lurus dan rata seakan-akan telah diratakan dengan suatu peralatan
khusus. Atta berjalan menuju sarang mereka dengan melewati jalur ini, sambil
bersembunyi di bawah potongan daun besar yang mereka bawa dengan rahang mereka
yang mengapit kuat.
Omar: Did you say they hide under leaves? Why do attas feel the need to hide
under leaves?
Umar: Kau mengatakan mereka bersembunyi di bawah dedaunan? Mengapa Atta merasa
perlu bersembunyi di bawah dedaunan?
The Ant: Attas have to be careful sometimes, Omar. For instance, medium-sized atta
workers spend almost all day away from the nest, carrying leaves. It is
difficult for them to protect themselves when they are doing that, because they
carry the leaves in their jaws, which they normally use for self-defense.
Semut: Atta terkadang harus berhati-hati, Umar. Misalnya, semut Atta pekerja
yang berukuran sedang menghabiskan waktunya hampir sepanjang hari jauh di luar
sarangnya dan membawa dedaunan. Sulit bagi mereka untuk melindungi diri mereka
sendiri saat mereka melakukan hal itu, sebab mereka membawa dedaunan menggunakan
rahang mereka yang biasanya digunakan untuk mempertahankan diri.
Omar: So, if they are not able to protect themselves, who does it for them?
Umar: Jadi, kalau mereka tidak dapat melindungi diri sendiri, siapakah yang
melindungi mereka?
The Ant: Leaf cutter worker ants are always accompanied by smaller workers. These
workers climb on the top of the leaves that the attas carry and keep watch. In
the event of an enemy attack, they protect their friends, despite their small
size.
Semut: Semut-semut pekerja pemotong daun selalu ditemani oleh para pekerja lain
yang lebih kecil ukuran tubuhnya. Pekerja-pekerja ini menaiki bagian atas
dedaunan yang dibawa oleh Atta dan mengawasi musuh. Di saat ada serangan musuh,
mereka, walaupun ukurannya kecil, berusaha melindungi teman mereka.
Omar: That is another amazing example of self-sacrifice. But I want to know one
more thing. What do attas use these leaves for? Why do attas keep carrying
those leaves all day long?
Umar: Sebuah contoh lain yang mengagumkan tentang pengorbanan diri. Tapi aku
ingin tahu satu hal lagi. Sebenarnya untuk apakah Atta menggunakan dedaunan
ini? Mengapa Atta terus-menerus mengangkut dedaunan tersebut sepanjang hari?
The Ant: They need them for their farming. Attas use these leaves to grow fungus.
Ants cannot eat the leaves themselves. So, worker ants make a heap of these
pieces of leaves after chewing them, and then place them in the underground
chambers in their nest. In these chambers, they grow fungus on the leaves and
obtain their food from the shoots of the growing fungus.
Semut: Mereka membutuhkannya untuk kegiatan bertani mereka. Atta menggunakan
dedaunan ini untuk menumbuhkan jamur. Semut tidak dapat memakan dedaunan
tersebut. Jadi, para semut pekerja membuat gundukan dengan potongan-potongan
daun ini setelah mengunyahnya, dan kemudian menempatkannya dalam bilik-bilik
bawah tanah dalam sarang. Di dalam bilik ini, mereka menumbuhkan jamur pada
dedaunan dan mendapatkan makanan mereka dari tunas-tunas jamur yang sedang
tumbuh
You must now be wondering how tiny ants can carry out
such miraculous events all by themselves?"
Sekarang engkau pasti bertanya-tanya bagaimana
semut-semut mungil ini dapat melakukan semua pekerjaan yang menakjubkan ini
secara mandiri?
Omar: Yes. I am really trying to understand how ants manage to do all that. For
example, if you asked me to grow fungus, it would not be at all easy for me to
do. At the very least, I would have to read some books or else seek the advice
of people who do know how to do it. But I know that attas do not receive any
training like this.
Umar: Ya. Aku benar-benar sedang berusaha memahami bagaimana semut mampu
melakukan itu semua. Misalnya, jika engkau memintaku untuk menumbuhkan jamur,
maka ini bukanlah perkara yang sangat mudah untuk mengerjakannya. Setidaknya,
aku akan harus membaca beberapa buku atau bisa juga dengan bertanya kepada
orang yang benar-benar tahu bagaimana cara melakukannya. Tapi aku tahu bahwa
Atta tidak pernah mendapatkan pelatihan seperti ini.
Now I can better understand what makes you and your ant
friends so talented. You are programmed to do your jobs. For example, attas
come into the world already knowing about farming. Certainly, God, the Creator
of all living things, gave attas this skill. It is God Who created you and all
your friends with all these awesome features.
Sekarang aku dapat lebih memahami mengapa engkau dan
teman-temanmu sedemikian pandai. Engkau telah diciptakan sekaligus dengan
kemampuan dan ketrampilan untuk melakukan pekerjaanmu. Misalnya, Atta hadir di
dunia ini dengan pengetahuan tentang pertanian yang sudah ada dalam dirinya.
Sudah pasti, Allah, Pencipta semua makhluk hidup, telah memberi Atta
ketrampilan ini. Itulah Allah yang menciptakanmu dan semua teman-temanmu
beserta semua ciri-ciri yang mengagumkan ini.
The Ant: You are right, Omar. We know all these things innately. Our Creator, God,
gave them to us as blessings.
Semut : Kamu benar, Umar. Kami memiliki semua pengetahuan dan kemampuan ini
dalam diri kami sejak lahir. Pencipta kami, Allah, telah memberikan semua ini
kepada kami sebagai rahmat.
Omar was late again. He thanked him, and left for school.
As he walked, the things his ant friend had told him were still echoing in his
ears. Meanwhile, he kept on thinking.
Umar terlambat lagi. Ia berterima kasih pada si semut dan
beranjak pergi ke sekolah. Di saat ia berjalan kaki, hal-hal yang telah
disampaikan temannya si semut kepadanya masih terngiang-ngiang di telinganya.
Untuk beberapa saat, ia masih saja berpikir.
Ants’ skilful actions pointed to a great wisdom. But this
wisdom could not belong to the ants themselves. They were, after all, tiny
creatures. Then all ants’ skills must show man the wisdom of God. In order to
show the greatness of His being and His art of creation, God, the Creator of
the ants, made these tiny creatures carry out tasks they could never do by
their own wisdom and will.
Perilaku cerdas semut-semut tersebut menunjukkan adanya
hikmah atau pengetahuan yang luar biasa. Akan tetapi hikmah ini tidak mungkin
berasal dari semut-semut itu sendiri. Sebab, mereka hanyalah sekedar
mahluk-mahluk kecil. Jadi kalau demikian, semua keahlian semut pasti
memperlihatkan kepada manusia tentang hikmah Allah. Untuk membentangkan
kebesaran-Nya dan seni penciptaan-Nya, Allah, Pencipta semut, menjadikan
makhluk-makhluk kecil ini mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak akan
pernah mampu mereka lakukan berdasarkan pengetahuan dan kehendak mereka
sendiri.
His friend owed his innate wisdom, skill and sacrificing
nature to the inspiration of God. Everything he did was proof not of his, but
of God’s power and wisdom.
Teman Umar, semut, memperoleh sifat bawaan dalam dirinya
berupa hikmah, pengetahuan, ketrampilan dan sifat pengorbanan diri yang berasal
dari atau wahyu ilham Allah. Segala yang ia lakukan bukanlah merupakan bukti
akan kekuasaan dan pengetahuannya, melainkan kekuasaan dan kebijaksanaan Allah.
Thinking about all that, he realized that certain things
that he had earlier imagined differently had been replaced by true versions of
the facts. He understood once again that the stories told about living things,
how they came into existence by chance, how they acquired the skills they had
by chance over periods of time, were lies. How could they be true? Just think,
how could ants "talk" to each other so perfectly if they had come
into being by chance? How could they make contact with each other without any
disorder, and build perfect nests? Besides, even if all these ants had come
into existence by chance and if they lived only to defend themselves, how was
it that they could make such enormous sacrifices for one another?
Setelah memikirkan ini semua, Umar akhirnya paham bahwa
sebelumnya ia membayangkan hal-hal tertentu melalui sudut pandang yang berbeda.
Akan tetapi pandangannya tersebut kini telah berubah setelah melihat kenyataan
yang sesungguhnya. Ia sekali lagi sadar bahwa penjelasan-penjelasan yang
disampaikan mengenai makhluk hidup, bagaimana mereka muncul menjadi ada secara
kebetulan, bagaimana mereka memperoleh ketrampilan mereka dengan sendirinya
secara kebetulan selama jangka waktu tertentu, adalah kebohongan belaka.
Bagaimana semua hal ini dapat dikatakan benar? Bayangkan, bagaimana mungkin
semut-semut dapat saling “berbicara” sesamanya dengan sempurna jika mereka
muncul menjadi ada hanya karena kebetulan? Bagaimana mungkin mereka dapat
berkomunikasi dengan sesamanya tanpa ada kerancuan, dan membangun sarang yang
sempurna? Disamping itu, taruhlah semua semut ini terlahir secara kebetulan dan
mereka hidup hanya untuk mempertahankan diri mereka sendiri, lalu mengapa
mereka mau melakukan pengorbankan diri yang besar untuk sesamanya?
He thought about these things all day at school. When he
got home in the evening, he decided to read the Qur’an, which God sent down to
all people. The first verse he read was the following:
Umar memikirkan beragam hal ini sepanjang hari di
sekolah. Saat Umar sampai di rumah pada sore harinya, ia mengambil dan membaca
Alqur'an, kitab yang Allah turunkan kepada semua manusia. Ayat pertama yang
dibacanya berbunyi sebagai berikut :
In the creation of the heavens
and the earth, and the alternation of night and day, there are Signs for people
with intelligence: those who remember God, standing, sitting and lying on their
sides, and reflect on the creation of the heavens and the earth (by saying):
‘Our Lord, You have not created this for nothing. Glory be to You! So safeguard
us from the punishment of the Fire.’ (Surah Al Imran: 190-191)
Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
(ayat) bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka.” (QS. Aali ‘Imraan, 3:190-191)
He was totally convinced that God alone created the ant,
himself, his mother and father, his brother and everything in the universe. His
little friend had reminded him of the most important fact in the world: that
there was no creator but God.
Umar benar-benar yakin bahwa Allah-lah satu-satunya yang
telah menciptakan semut, dirinya sendiri, ibu dan ayahnya, saudaranya dan
segala sesuatu di alam semesta. Teman mungilnya telah mengingatkannya akan
kenyataan paling penting di dunia ini: tidak ada pencipta kecuali Allah SWT
semata.
I believe that when you read these lines, all of you will
also understand the truth like Omar, and know that it is God Who created
everything. Then you will say: "Darwin, who said that ‘living beings were
not created, but came into existence by chance’ was a big liar. When we are
surrounded by creatures with so many fascinating skills, it is impossible to
think that they came into existence by chance."
Saya percaya bahwa ketika kalian membaca baris-baris
tulisan ini, kalian semua akan memahami kebenaran ini seperti halnya Umar, dan
mengetahui bahwa Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu. Kemudian kalian
akan mengatakan: “Darwin, yang mengatakan bahwa mahluk hidup tidak diciptakan,
akan tetapi muncul menjadi ada karena kebetulan” adalah sebuah kebohongan
besar. Di saat kita dikelilingi oleh beragam makhluk dengan berbagai kemampuan menakjubkan
yang dimilikinya, maka adalah mustahil untuk beranggapan bahwa mereka muncul
menjadi ada di dunia ini dengan sendirinya secara kebetulan.
So, if like Omar you also chance upon a good friend one
day, never forget that you have a lot to learn from him. Investigate and think
about the perfection in the art of God, Who created him. And if you ever meet liars like Darwin, tell them
about the features of your little friends and say that you will never ever
believe in their nonsensical lies.
Jadi, jika suatu saat tanpa disangka-sangka engkau juga
berjumpa dengan teman baik, sebagaimana Umar, jangan lupa bahwa engkau pun
dapat belajar banyak darinya. Telitilah dan pikirkanlah kesempurnaan ciptaan
Allah, yang menciptakan temanmu itu. Dan jika engkau pernah bertemu dengan
pembohong-pembohong seperti Darwin, ceritakan pada mereka tentang ciri-ciri
yang menakjubkan tentang temanmu itu dan dan katakan bahwa engkau takkan pernah
mempercayai berbagai kebohongan mereka yang tidak masuk akal.
Weaver ants are skilful tailors.
They combine leaves by pulling them from two sides and sewing the leaves
together. In this way, they make a nice home for themselves.
Semut penganyam adalah penjahit yang terampil. Mereka
menggabungkan dedaunan dengan menarik mereka dari kedua sisi dan menjahit
dedaunan tersebut. Dengan cara ini, mereka membuat rumah yang nyaman bagi
mereka sendiri.
Doorman ants
guard the nest. They do this job very successfully. Other ants are also very
hard-working. They do all the work of the nest.
Semut penjaga pintu menjaga sarang. Mereka menjalankan
tugas ini dengan sangat baik. Semut – semut lain juga bekerja dengan sangat
rajin. Mereka semuanya melakukan pekerjaan sarangnya.
13 Ants "talking" to
one another by touching.
13. Semut “berbicara” satu sama lain dengan cara saling
menyentuh
13 Ants do not want strangers to enter their nests,
because this will threaten their security. They never hesitate to get into a
fight to protect their nest and friends.
13.Semut tidak menghendaki makhluk atau semut asing masuk
ke dalam sarangnya, sebab ini akan mengancam keamanan mereka. Mereka tak segan
bertempur untuk melindungi sarang dan teman-teman mereka.
15 Ants have different tasks. They all work very hard at
their jobs without a moment’s rest.
15.Semut–semut mempunyai tugas yang berbeda–beda. Mereka
semua melaksanakan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya tanpa kenal
letih.
17 Hard-working workers on the job.
17.Semut, pekerja keras tulen yang sedang melaksanakan
tugas mereka.
21 At the side, we see an underground city built by ants.
Despite their tiny size, they can, amazingly, build such big cities.
21.Pada bagian ini, kita melihat kota bawah tanah yang
dibangun oleh semut. Hebatnya, kendatipun ukurannya yang kecil, mereka mampu
membangun kota sebesar ini.
22/1. Air Defence System 2.
Greenhouse 3. Main entrance and side entrances 4. Ready-made chambers 5.
Storage cemetery 6. Guards’ chamber 7. Outer shield 8. Nursing chamber 9. Meat
depot 10. Grain depot 11. Childcare for larvae 12. Wintering room 13. Central
heating department 14. Brooding room 15. Royalty room...
22/1. Sistem pertahanan udara 2. Rumah kaca 3. pintu
masuk utama dan pintu masuk samping. 4. Bilik-bilik yang telah selesai dibuat
5. kuburan 6. Bilik penjaga 7. pelindung bagian luar 8. Bilik perawatan bayi 9.
Tempat penyimpanan daging 10. Tempat penyimpanan biji-bijian 11. Perawatan
larva 12. Ruang musim dingin 13. Ruang pemanasan pusat 14. Ruang pengeraman 15.
Ruang ratu semut.
There is no doubt that ants
cannot plan and devise all these details themselves. They are inspired by God
to do so.
Tidak ada keraguan bahwa semut tidak dapat merencanakan
dan merancang bangunan beserta seluk-beluknya dengan kemampuan mereka sendiri.
Mereka mendapatkan wahyu dari Allah sehingga mampu melakukan semua pekerjaan
ini.
23 The house that ants build for themselves is almost
like a castle for them.
23.Rumah yang dibangun oleh semut untuk mereka sendiri
terlihat hampir menyerupai sebuah istana bagi mereka
27 Attas cut leaves skilfully and
with great care.
27. Atta memotong dedaunan dengan terampil dan sangat
berhati-hati
29/ 1- Ants chop the leaves they
bring to the nest into bits.
2- They chew these bits into
pulp.
3- They apply this pulp over a
base of dried leaves in new chambers.
4- They place bits of fungus they
take from other chambers over this pulp.
5- A busy group of ants cleans
the garden and removes all unnecessary materials.
29/1- Semut memotong-motong dedaunan yang mereka bawa ke
sarang menjadi potongan kecil-kecil.
2-Semut mengunyah potongan-potongan tersebut menjadi
bubur.
3-Mereka meletakkan bubur ini di atas alas dedaunan
kering di dalam bilik baru
4-Mereka menempatkan potongan-potongan kecil jamur yang
mereka ambil dari bilik lain di atas bubur ini.
5-Sekelompok semut membersihkan kebun dan membuang
benda-benda yang tak berguna
33 Attas carrying the leaves they have cut.
33.Atta sedang membawa dedaunan yang telah mereka
potong
Langganan:
Postingan (Atom)